Rabu, 05 November 2014

Makalah Sejarah Peradaban Islam PERANG SALIB

KATA PENGANTAR


            Puji syukur bagi ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan Salam kepada Junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari kegelapan kealam yang penuh dengan ilmu pengetahuan dengan ridho ALLAH SWT.

            Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, banyak terdapat kekurangan baik dari segi tata bahasa maupun dari penulisannya. Namun tanpa bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak, semua ini tidak akan terwujud. Segala saran dan kritik yang sifat membangun akan sangat dihargai.

            Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.


Makassar,  Oktober 2013

Penulis
Kelompok XI





 

 

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI











MAKALAH SEJARAH PERADABAN ISLAM


BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dalam pembuatan makalah ini dilatar belakangi kesadaran kami tentang apa itu perang salib dan penyebabnya serta proses terjadinya yang mungkin belum banyak diketahui oleh era globalisasi ini dan kami ingin memberi pengetahuan dan menjelaskan kepada pembaca tentang apa itu perang salib serta penjabarannya.

B.     Rumusan Masalah
Makalah ini membahas dan mengupas tentang sejarah peradaban islam yakni “perang salib” yang terjadi pada zaman sebelum islam  dikenal sebagai agama yang berkembang seperti saat ini. Adapun rumusan masalah pada makalah ini ialah:

1.      Apa itu perang salib?
2.      Apa penyebab perang salib?
3.      Berapa periode perang salib serta penjelasannya?

C.    Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini ialah:
1.      Untuk memberi motivasi kepada pembaca, supaya mengetahui apa pengertian perang salib
2.      Untuk memberi informasi kepada pembaca tentang penyebab terjadinya perang salib
3.      Untuk memberi penjelasan tentang pengaruh dan periode perang salib



BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian
Perang salib ialah peristiwa perang yang melibatkan antara umat kristiani eropa (inggris, prancis, jerman dan byzantium) dengan umat islam. Dari pihak islam yang terlibat langsung antara lain Amirat Qaniyah, Amirat Zunkia dan Amirat Ayyubiyat (Palestina). Perang ini terjadi karena sejumlah kota dan tempat suci Kristen diduduki islam sejak 632, seperti di Suriah, Asia Kecil, Spanyol, dan Sicilia. Militer Kristen menggunakan salib sebagai simbol yang menunjukkan bahwa perang ini suci dan bertujuan membebaskan kota suci Baitul maqdis (Yerusalem) dari orang islam. 632 M yang merupakan pihak[1]
Menurut Phillip K. Hitti, perang salib adalah reaksi dunia kristen di Eropa terhadap dunia Islam di Asia, sejak tahun 632 M yang merupakan pihak penyerang di Syiria dan Asia kecil, tetapi juga di Spanyol dan Sicilia. Dilihat dari sudut lain, maka faktor-faktor yang turut menimbulkan perang Salib ialah keinginan mengembara dan bakat kemiliteran bangsa Teutonia yang mengubah peta Eropa sejak mereka memasuki lembaran sejarah.
Perang Salib berlangsung 200 tahun lamanya, dari mulai 1095-1293 M, dengan 8 kali penyerbuan. Perang tersebut bertujuan untuk merebut kota suci Palestina, tempat “tapak Tuhan berpijak”’ dari tangan kaum muslimin. Peperangan ini memakan korban baik jiwa maupun harta dan kebudayaan yang tidak sedikit jumlahnya. Perang tersebut juga merupakan peristiwa yang sangat menyedihkan di pantai timur Laut Tengah, yang merusak hubungan antara dunia Timur dan dunia Barat.
Peristiwa perang salib terjadi pada masa daulah Bani Abbasiyah IV dalam kekuasaan Turki Bani Saljuk.
B.     Penyebab terjadinya perang salib
Perang salib terjadi melalui beberapa alasan yakni;
1.                  Adanya appeal kaisah Michael VII kepada Paus Greogy VII di Roma untuk memerangi Umat Islam. Sebabnya adalah Byzantium kalah perang melawan umat islam di Mazikert (1071) Sultan Alp Arsalan (turki bani saljuk) memasuki wilayah asia kecil dan menguasi seluruhnya.
2.                  Kerja sama antara kaisar Alexus (1081-1118) dan Paus Urbanus II (1088-1099) untuk menjalankan perang salib melawan umat islam
3.                  Meluasnya anggapan dari kalangan Nasrani Eropa akan lenyapnya keleluasaan melakukan ziarah  ke Baitul Maqdis dan makam  Isa as di Yerussalam. Hal ini dikarenakan  ketatnya pengawasan dari turki bani saljuk. Untuk membebaskan yerussalem  dari pengusaan bani salju dan penguasa turki bani saljuk ini perlu dilakukan perang suci. Semangat perang salib melawan umat islam ini merata setelah Paus Urbanus II mengucapkan pidatonya  pada tanggal 26 November 1095 di Clermont (Prancis Selatan).

C.    Periodeisasi perang salib
  Periode pertama (1097-1099)
Dalam perang salib yang pertama ini, pasukan Nasrani eropa memperoleh banyak kemenangan dan keuntungan, yaitu :
Pertama, terbentuknya 4 buah kerajaan eropa Nasrani si Syam ;
1.      Godfrey lalu digantikan saudaranya, Boudwijn sebagai raja Baitul Maqdis
2.      Boudwijn sebagai raja di desas
3.      Roymod sebagai penguasa di Tripoli
Kedua kerajaan Byzantium telah memperoleh wilayahnya kembali di Asia kecil. sebagian besar wilayah asia kecil yang berada dalam tangan pasukan salib dikembalikan pada Byzantium.
Ketiga, kokohnya persatuan antara paus dan kaisar, antara para raja dengan pangeran-pangeran di Eropa Balm menghadapi umat islam.
Keempat,bahasa Prancis menjadi bahasa kerajaan salib karena orang-orang Prancis lebih besar jumlahnya dalam angkatan perang salib ini.

  Periode kedua (1147-1149)
Ditengah-tengah kemunduran umat Islam dan kemenangan pasukan salib itu lahirlah seorang pemimpin Islam yang bekerja keras dalam melawan pasukan salib, yaitu Imanuddin Zanki, penguasa di Mousul dan Irak pada tahun 1127. Imanuddin dapat berkuasa di Aleppo dan berapa kota lainnya di Syam, dan Edessa dapat di rebut dari pasukan salib pada tahun 1144.
Angkatan perang salib II dipimpin oleh raja Louis VII (1137-1180 M) dari Prancis dan raja Conrad III dari Jerman. Imanuddin wafat pada tahun 1146 dan meninggalkan dua orang putra Nurdin dan Saifudin yang melanjutkan perjuangan ayahnya.
Pertempuran antara pasukan islam melawan tentara salib terjadi di Almuzzah dan, pasukan salib dapat dikalahkan oleh pasukan Nurdin dan Saifudin anak dari Imanuddin Zankiah. Jadi dalam perang salib II ini berada dipihak kaum muslimin. Hasil dari perang ini ialah persatuan umat islam semakin kokoh, prestise dan gengsi umat islam naik dimata Nasrani Eropa, dan kehadiran penziarah Eropa ke Baitul Magdis mengecil.

  Periode ketiga (1189-1192)
a.       Pertempuran Ali mesir
Setelah berhasil mengusir tentara salib dari Damaskus, Nurdin kini menghadapi soal Mesir yang diperintah oleh khalifah Al Adhid dari daulah Fatimiyah, dibawah pengaruh tentara salib. Kedua wazir Al Adhid yaitu Syawir dan Dargam saling berselisih. Untuk memenangkan persaingan dan perselisihan itu Syawir memperoleh bantuan dari Nurdin, dengan mengecam pasukannya yang kuat dibawah panglima Assasuddin Syarkuh. Sementara itu Dargam memperoleh bantuan dari raja salibiyah di Baitul Maqdis, Almaric (1163-1174). Dalam pertempuran itu Dargam terbunuh dan Mesir berada di pihak Syawir.
Namun Syarkuh berkhianat atas perintah Nurdin Syarkuh untuk kedua kalinya datang ke Mesir utuk memerangi kaum Salibiah disana (1167). pertempuran terjadi di Babaini (pantai barat sungai Nil) dan tentara salib kalah. Syarkuh untuk ketiga kalinya diutus oleh Nurdin untuk menyelesaikan misinya. dalam misinya yang ketiga ini syarkuh sukses dengan gemilang. Syawir yang bersifat munafik dan pengecut itu mati terbunuh. Syarkuh menjadi wazir dan meninggal setelah memimpin mesir selama dua bulan. Setelah itu kedudukannya digantikan oleh Shalahudin.

b.      Shalahuddin
Pada awal pemerintahan Shalahuddin Al Adhid wafat dan dua tahun kemudian Nurdin mangkat pula. Pewaris Nurdin saling berebut pusaka kekuasaan. Maka Shalahuddin menyatakan diri sebagai penguasa Mesir dengan gelar "Shultan AI Malik An Nashiar Shalahuddin AI Ayyubi”, atas restu khalifah abbasiyah. Pada tahun 1181 Shalahuddin sampai di Allepo dan Mousul. Kedua kota itu dapat dikuasai setelah wafatnya Malikus Sholeh bin Nurdin. Pertempuran antara kaum muslimin dengan tentara salib setelah perang salib kedua hanyalah pertempuran kecil dan berakhir dengan perdamaian antara kedua belah pihak, tetapi perdamaian itu dilanggar oleh pihak salibiyah.
Oleh sebab itu pada bulan Juli 1187 M Shalahuddin melancarkan perang dengan hebatnya Hittin. Dalam peperangan ini 10.000 pasukan salib tewas dan berturut-­turut beberapa kota jatuh ketangan Shalahuddin: Yafa, Birut, dan Pada bulan oktober 118 M Baitul Maqdis kembali ke pangkuan kaum muslimin.

c.       Perang salib III
Kekalahan kaum salibiyah di Hittin dan jatuhnya Baitul Maqdis ke tangan kaum muslimin membangkitkan semangat Para raja dan bangsawan eropa untuk menyusun kekuatan besar yang tersusun rapi dan berencana, lengkap dengan segala persiapannya.
Pimpinan mereka adalah :
1.      Frederick Barbosa, raja Jerman
2.      Philip Augustus, raja Prancis
3.      Rhicard The Lion Heart, raja Inggris.
Pada November 1192 terjadilah perjanjian perdamaian yang isinya :
1.      Baitul Maqdis tetap di tangan kaum muslimin tetapi umat Nasrani diberikan kebebasan menziarahinya.
2.      Pantai Syam Bari Qur (Shur) sampai Yaffa berada dalam kekuasaan Salibiyah.
3.      Pertentangan agama harus dilenyapkan dan tanda-tanda salib yang dirampas harus dikembalikan.
4.      Pasukan Islam yang ditawan harus dibebaskan dengan membayar 200.000 uang mas sebagai tebusan.
Setelah itu Rhicard kembali ke negerinya dan beberapa bulan kemudian Shalahuddin wafat (19 Februari 1193 ).

  Periode keempat (1204-1206 M)
Angkatan perang salib IV terdiri dari anak-anak muda Prancis dan Jerman. Mereka mempunyai semangat untuk membebaskan Baitul Maqdis. Atas bujukan Paus anak­-anak di Jerman mengurungkan niatnya sedangkan yang di Prancis terus saja ke pelabuhan Marseille. Anak-anak Prancis ini menaiki kapal yang disiapkan oleh Para pedagang budak. Kapal ini tidak menuju Baitul Maqdis, tetapi ke negeri yang jauh dan kemudian dijual sebagai budak dagangan. Diantara mereka ada yang dijadikan anak angkat orang islam, lalu di Islamkan.

  Periode kelima (1214-1221 M)
Setelah Shalahuddin wafat wilayah kerajaannya terbagi atas tiga wilayah dan Mesir sebagai pusat pemerintahannya. Tentara salib memiliki beberapa hasrat untuk menyerang Mesir dengan alasan :
1.      Mesir lebih strategis secara politis daripada Baitul Maqdis.
2.      Kerajaan bani Ayyub setelah wafatnya Shalahuddin menjadi lemah dan berpecah belah.
Untuk itu disusunlah angkatan perang salib V dibawah pimpinan Jean De Brunne. ditengah-tengah berkecamuknya peperangan tentara islam menjebol salah satu tanggul sungai Nil sehingga membanjir dan menggenangi tentara salib. tentara salib merasa ketakutan dan meminta damai kepada pasukan Islam. setelah itu pulanglah mereka ke negerinya.

  Periode ke enam (1228-1229 M)
Frederick II sebagai raja Jermania dan raja Italia lama berjanji kepada paus Innocent III untuk melakukan perang salib, namun tidak direstui oleh paus. ia tetap melaksanakan niatnya dan pada tahun 1228 berangkat bersama 500 pasukan dan ia sendiri memakai gelar raja Baitul Maqdis.
Sebagai politikus ia tidak memulai dengan peperangan melainkan dengan perjanjian. yang isinya :
1.      Selama 10 tahun, Baitul Maqdis diserahkan kepada Frederick dan hak umat Islam disana tetap diiindungi.
2.      Frederick bersedia membantu Al Kamil bila terjadi penyerangan dari luar maupun dari dalam.
3.      Frederick tidak akan memberi bantuan kepada kaum Salibiyah di Syam.
Perjanjian itu disepakati dan ia menjadi raja Baitul Maqdis. Namun sial ia dimusuhi rakyat Nasrani disana sehingga ia meninggalkan Baitul Maqdis.
Baitul Maqdis tetap ditangan umat nasranai selama 14 tahun. Pada masa Al Malik as Shaleh Najmuddin Ayyub, Baitul Maqdis kembali kepangkuan umat muslirn (1244M) selain itu al shaleh dapat menguasai Damaskus dan Aqsallan.

  Periode ketujuh
Louis IX seorang raja terkenal taat beragama. Setelah mendengar Baitul Maqdis jatuh kembali ketangan umat Islam, Louis menggerakkan orang-orang Prancis untuk membebaskan kembali Baitul Maqdis dari umat islam.
Dibawah pimpinan Tauran syah, Pertahanan pasukan Islam diperkuat sehingga dapat mendesak tentara salib. Dimyat dikuasai kembali oleh pasukan islam, tentara salib tewas 30.000 orang dan Louis IX menjadi tawanan perang. Louis IX Baru dibebaskan setelah ia membayar uang tebusan yang amat mahal.

  Periode kedelapan (1270M)
Angkatan perang salib VIII ini digerakkan oleh Louis X adik dari Louis IX. Latar belakangnya adalah rasa sakit hati mendengar kakaknya tertawan musuh, sedangkan pasukan tewas porak-poranda.
Louis X berangkat ke Mesir melalui Tunis, di Tunis ia ditimpa penyakit tha'un sampai meninggal. Maka hasrat untuk menebus malu tidak berhasil. Sejak itu habislah harapan kaum Salibiyah menguasai Baitul Maqdis.
Pada saat itu islam juga dihadapkan masalah besar. Pengusiran umat islam dari Andalusia (Spanyol dan Portugis) dan hancurnya kota Bhagdhad akibat serangan tentara Mongol.

D.    Dampak dari perang salib
  Secara garis besar dampak perang salib adalah Saling tukar menukar ilmu pengetahuan antara Kristen dengan islam. Meski benua Eropa bersinggungan dengan budaya Islam selama berabad-abad melalui hubungan antara semenanjung Liberia dengan Sicilia.
  Ide perang salib memberikan amdil besar dalam kemerosotan tingkat kepercayaan umat kristiani terhadap gereja katolik, yang diakibatkan pembenaran lembaga kepausan terhadap agresi politik dan wilayah yang terjadi di yerusaiem maupun daerah Byzantium (gereja eropa timur).
  Pengalaman militer perang salib juga memiliki pengaruh eropa misalnya, kastil-kastil di Eropa mulai menggunakan batu-batuan yang tebal dan besar seperti dibuat ditimur.
  Jalan-jalan yang sebelum perang salib sebagian besar tidak pernah digunakan sejak masa pendudukan Romawi, terlihat mengalami peningkatan disebabkan oleh para pedagang yang ingin mengembangkan usahanya.
  Islam cenderung menarik diri dari dunia politik, puncaknya adalah ketika kekhalifahan Turki tumbang dengan drastis di tahun 1924.
  Adanya persekutuan yang tidak lazim antara faksi melawan faksi lainnya seperti persekutuan antara persekutuan antara kekuatan tentara salib dengan kesultanan Rum yang muslim dalam perang salib kelima.







BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari pembahasan ini dapat disimpulkan bahwa perang salib bukanlah perang karena agama tetapi perang perebutan kekuasaan daerah. Perang ini dinamakan perang salib karena angkatan perang tentara Nasrani menggunakan tanda salib dan mendapat restu dari Paulus di Roma. Angkatan perang ini terjadi  sebanyak 8 kali.
Perang salib memakan waktu yang sangat lama. Membawa pengaruh besar pada semaraknya lalu lintas perdagangan asia dan eropa. Mereka banyak mengetahui hal-hal baru seperti adanya tanaman rempah-rempah dan lain-lainnya.
B.     Saran
Kami telah menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Akan tetapi, kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Maka, kami sangat mengharapkan  saran dari para pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnaan ke masa yang akan datang.

















DAFTAR PUSTAKA


Yatim, Badri. 2005. Sejarah Peradaban Islam. Rajawali Press
Amin, Samsul Munir. 2010. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Amzah
Supriyadi, 2008. Sejarah Peradaban Islam. Pustaka Setia. Bandung
Su’ud, Abu. 2003. Islamologi. Rineka Cipta. Jakarta















[1]Yatim, Badri. 2005. Sejarah Peradaban Islam. Rajawali Press